![]() |
Taman Nasional Ujung Kulon |
Ajang silaturahim kali ini dipersembahkan oleh *sensor*... Hahahhaa...
Belum apa-apa udah ada badan sensor ajah yang nyatronin....xixiixixixi
Bismillahirrohmanirrohim...
Nekad sama memang niat bedanya cuma sedikit. Woro-woronya sih rame banget. Ngajakin ke sini, ngajakin ke sana, tapi kalau udah di tanya kapan jadinya? cling...jurus menghilang..langsung deh sepi. Trus lupa deh, trus ga jadi deh..hehe...
Ya ga apa-apalah yaaa....karna masing-masing kita pasti punya alasan. Meskipun secara raga kami jarang ketemuan, namun secara daftar contact whats up, kami berkumpul selalu dalam satu grup yang kadang rame, dan kadang sepi :D
Ga ada asap kalau ga ada api. Ga akan jadi klo ga dijadiin...halah pepatahnya apalah apalah....
Banyak tempat yang rencananya ingin kami jadikan tujuan, tapi ternyata Ujung Kulon yang ga masuk dalam daftar tujuan saya yang justru jadi pilihan. Siapa aja orang-orang yang niat dan nekad mewujudkan acara kali ini.... Mereka adalaah Eky, Enis, Danang, dan aku sendiri.
Persiapannya semua sudah diurus Eky dan Danang, sementara aku dan mba Enis tinggal duduk manis sambil meringis. Menunggu kepastian kapan jalannya? Rencana awal kami akan berangkat hari kamis jam 10 malam menggunakan mobil sewaan, tapi kenyataannya kami baru meninggalkan Jakarta keesokan harinya jam setengah sembilan pagi menggunakan ambulan. Eitss...jangan kaget dulu ya karena kami menggunakan ambulan. Ambulan di sini kami gunakan karena keadaan darurat bukan mengangkut pasien yang sedang gawat. Hehe.. Dan jangan ditanya kenapa bisa begitu ya? karena aku skip ceritanya, hanya untuk kami berempat, eh, berlima ternyata. Ada additional player yang ikut gabung di perjalanan kali ini. Imbron, temannya Eky.
![]() |
mau kemana kitaaa....? |
Perjalanan yang panjaaaangg dan lamaaaa mengharuskan kami berhenti beberapa kali sebelum sampai di tempat tujuan. Pertama untuk membeli keperluan selama perjalanan, lalu para laki-lakinya harus menunaikan sholat jumat terlebih dahulu, kemudian urusan perut yang sudah tidak bisa diajak kompromi lagi dan harus segera diisi.
Jam setengah delapan malam akhirnya kami sampai di rumah kang Dede di desa Taman Jaya. Beliau yang akan menjadi guide kami. Kang Dede tidak kalah cemas seperti aku dan Mba Enis, menunggu kedatangan tamu dari Jakarta. Punten yaa kang...inih gara-gara Danang :P
Oh iya...sebelumnya Eky dan Imbron sudah pernah menyambangi rumah Kang Dede untuk suatu urusan, jadi mereka sudah saling mengenal.
Kami disediakan tempat menginap di rumah kakanya Kang Dede, letaknya persis besebrangan dengan rumah Kang Dede. Setelah makan malam dan bersih-bersih, kami diantar ke sebuah dermaga untuk menikmati malam sambil bersenda gurau. Ditemani segelas kopi yang kami buat sendiri dan sedikit cemilan, kami mulai saling berkenalan satu sama lain.
![]() |
@ dermaga Taman Jaya |
Nama sebenarnya adalah Mr. X ( hahaha...aku lupaaaaaaaaaa nama aslinya siapa....ada yang bisa bantu mengingatkan?)
![]() |
ini dia penampakan Capcus :P (tampak samping) |
Kami hanya punya waktu satu hari saja untuk mengunjungi taman nasional yang luasnya sekitar 122.956 Ha, dimana 44.337 Ha di antaranya adalah laut. Manaaa mungkiiinnnn??? Yaaa..begitulah keadaannya, sehingga kami harus pintar-pintar menyusun rencana.
![]() |
di atas perahu menuju pulau Peucang |
![]() |
kantor taman nasional @ pulau Peucang |
![]() |
@pulau Peucang |
Setelah kapal ditambatkan, kami treking sebentar ke padang penggembalaan dengan harapan kami bisa melihat secara langsung wildlife hewan-hewan seperti banteng, rusa, babi hutan, daaannn yang sangaaaaattt iiiingggiinnn aku lihaaattt adalah burung merak. Hhmmm...tapi sayang saat kami sampai, jangankan bacusa yang menjadi icon tanam nasional Ujung Kulon yang dapat kami temukan, kami hanya disuguhkan padang rumput yang luaaaaas. Mereka dimanaaa yaaa?? Sedang apaaaa?? :(
![]() |
menara pandang @Cidaon Kondisinya kayu di lantai 2 sudah mulai lapuk |
Sebelum kami meninggalkan Cidaon, kami bermain di sungai yang airnya tawar dan dingiiinn sekali. Mungkin di sini tempat hewan-hewan minum atau bahkan mandi. Tapi berhubung hewan-hewannya lagi ga ada, jadilah kami yang menguasai sungai ini. Hehe
Rasa-rasanya sayang kalau tidak disempatkan untuk sekedar berendam sebentar. Imbron sudah lebih dulu berenang. Sementara Aku dan yang lainnya hanya menyebrangi saja. Daann tiba-tiba "byuuurr", aku pun ikut nyemplung. Imbron dengan sengaja mendorong aku ke sungai. Ciaaatt...ciaaaatt...imbrrrrrrrrooooooonnn!!!!
![]() |
treking menuju mercusuar Tanjung Layar |
![]() |
foto bareng pak Kosasih di depan mercusuar baru |
Di tengah jalur kami menemukan pohon kiara dengan akar yang menjuntai dan membentuk lubang, seakan-akan menjadi pintu masuk bagi kami. "Selamat datang"
![]() |
pohon kiara berlubang |
Ingin melihat pemandangan yang lebih ajib lagi? naiklah ke atas mercusuar!
![]() |
naik mercusuar |
Berdasarkan surat edaran yang tertempel, menara mercusuar tidak boleh dinaiki oleh sembarang orang, melainkan harus mendapat izin tertulis terlebih dahulu dari pihak yang berwenang. Tapi ketika itu kami beruntung, walau tanpa surat izin tertulis kami dizinkan pak Kosasih untuk bisa menaiki anak tangga mercusuar sampai ke lantai dua. Yang terpenting adalah jaga keselamatan!
Tidak mau membuang-buang kesempatan, maka aku bertekad untuk ikut naik ke mercusuar.
Memangnya aku berani berada di ketinggian? jawabnya TIDAK :P
Tapi dari pada aku penasaran, maka dengan mengumpulkan segala keberanian, aku pun naik.
Lagi-lagi Imbron sudah langsung memulai, dilanjutkan dengan aku kemudian Eky. Sementara yang lain, menunggu di bawah saja.
Sesampainya di lantai dua mercusuar, lututku gemetar, jantung pun berdebar kencang. Aku tidak bisa menikmati keindahan ujung kulon dari atas karena ketakutanku yang merayap dari ujung kaki ke ujung kepala. Hiks....
Dari atas kita dapat melihat samudra hindia yang terbentang serta gugusan pulau di kawasan tanam nasional. Kita pun dapat melihat mercusuar yang sudah tidak lagi digunakan. Hhmm....tidak bisa berlama-lama akhirnya aku turun dengan perasaan yang masih deg-degan :P
Setelah itu kami melanjutkan treking kembali. Di sisi jalur kami melihat bangunan bekas penjara pada zaman Belanda berkuasa. Bangunan tua yang terdiri dari tiga kamar dengan sebuah lorong masih berdiri kokoh meskipun termakan usia. Setelah melewati bangunan bekas penjara Belanda, terbentanglah padang pengembalaan Tanjung Layar yang berupa hambaran rumput bak permadani hijau dan tebing batu krast yang menjulang. Masya Allah...indahnyaa...
Naiklah ke atas tebing, ada pemandangan yang lebih indah lagi yang akan kita dapatkan! Tapi harus tetap hati-hati yaaaa....^^
![]() |
objeknya ga keliatan |
Lelah sudah terasa sehingga sepanjang perjalanan pulang yang ada kami langsung mengambil posisi ternyaman untuk memejamkan mata barang sebentar. Ditemani senja yang mulai beranjak ke peraduannya kami meninggalkan segala keindahan Ujung Kulon.
Sesampai di dermaga Taman Jaya, malam telah menyapa. Kami harus segera bergegas kembali ke Jakarta. Ada yang sudah ditunggu istri tercinta. Sebut saja Eky namanya, hehhee :P
Setelah bersih-bersih, kami berpamitan kepada si empunya rumah. Mohon maaf ya bu, kami sudah merepotkan. Terimakasih untuk tempat tinggal yang nyaman.
Dan terakhir kami memberikan sedikit buku bacaan kepada kang Dede untuk melengkapi koleksi buku di taman bacaan yang sudah ada. Semoga bermanfaat ya, Kang.
Suatu hari nanti, semoga aku bisa kembali lagi.
Satu hari sangat amat tidak cukup untuk mengunjungi tempat-tempat indah di ujung pulau Jawa ini.
Terimakasih Ujung Kulon.
Semoga kau tetap terjaga ^^
Salam persahabatan,
![]() |
-Memperkuat Jalinan Silaturahim dan Menebar Manfaat- |
-Faidah-
Ujung Kulon, 1-2 Mei 2015
No comments:
Post a Comment