Jan 3, 2013

Tidak Jadi Berangkat Kerja

Rasanya malas sekali berangkat kerja hari ini, mau ga masuk tapi ga ada alasannya apa? hehe...
Hadeeyy..baru juga hari ketiga di tahun yang baru, masa udah malas-malasan. Semangat..hayooo..semangat....


Dengan semangat yang biasa saja, Aku berangkat kerja naik sepeda motor kesayangan, si hitam. Jalanan sudah sangat macet dibanding hari sebelumnya di jam yang sama. Jakarta sudah menunjukkan wajah aslinya. Saat liburan panjang kemarin (bagi yang merayakan), jalan Jakarta cukup lengang. Aku bisa sedikit lebih santai ketika harus berangkat agak siang, jalanan masih lancar.

Jalur yang biasa aku lewati untuk berangkat kerja dari rumah yaitu dari jalan Mardani menuju ke jalan Pangkalan Asem, kemudian keluar di Jalan Letnan Jenderal Suprapto yang ke arah persimpangan jalan Senen Raya (depan mall Atrium), kemudian belok ke jalan Kwini 2 lalu masuk ke jalan Doktor Abdul Rahman Saleh kemudian jalan Pejambon. Keluar dari Jalan Pejambon akan bertemu stasiun kereta api Gambir di jalan Medan Merdeka Timur, lalu masuk ke arah jalan Medan Merdeka Utara tembus ke arah harmoni, dari jalan Majapahit berbelok ke arah Tomang melewai jalan Suryo Pranoto-jalan Balikpapan Raya- jalan Kyai Caringin. Setelah melewati banjir kanal Barat, masuk ke jalan Tomang Raya dan sampai sudah di tempatku bekerja. Sekitar 20-30 menit waktu yang dibutuhkan kalau kondisi jalanan cukup lancar.

Tiba-tiba saat melewati gedung departemen luar negeri di jalan Pejambon, motorku sudah menunjukkan gelagat-gelagat yang tidak enak. Mati...hidup lagi...mati...hidup lagi...hingga akhirnya benar-benar mati dan berhenti persis di seberang stasiun kereta api Gambir. Tidak tau masalahnya. Memang sudah beberapa hari ini speedometer mati, tapi motor tetap bisa jalan. Beberapa saat hanya bisa terdiam dan berusaha mencari bantuan, telepon ke rumah, tapi ternyata tidak menyelesaikan masalah. Beruntung ada tukang ojek sedang melintas dan bertanya-tanya "kenapa motornya, mba?"
"Mati", jawabku
Bapak ojek, cekatan sekali langsung mengambil alih, beliau memeriksa beberapa kemungkinan yang akhirnya diketahui penyebabnya, tangki bensin kosong melompong, "bensinnya habis, mba"

Berhubung layar speedometer yang mati, jadi indikator bensin tidak bisa ketauan apakah masih ada persediaan atau tidak? Sehingga aku yang cuma bermodal ingatan dan perasaan yang tidak tepat, hanya bergumam "perasaan klo ga salah ingat baru isi bensin, kemarin, beberapa hari yang lalu"
Arrgghh...sudahlah aku yang salah.

Bapak ojek membantuku mendorong mencari pom bensin terdekat. Dan benar saja, setelah dua liter bensin terisi ke dalam tangki, bbrrmmm...brrmmm...motorku hidup kembali.

"itu bensinnya jangan dibiarkan kosong, mba", pesan Bapak ojek, yang aku tidak tau siapa namanya.
"oh iya..pak, makasih banyak ya pak", ucapku agak sedikit malu karena ternyata masalahnya karena keteledoranku.

Sudah jam setengah sembilan lewat. Bajuku masih basah keringat karena dorong-dorong si hitam agar bisa jalan. Akhirnya kuputuskan untuk pulang. Hahay...ternyata aku dapat alasan untuk tidak masuk kerja hari ini.
Karena tidak jadi berangkat kerja, aku langsung mencari bengkel terdekat untuk memperbaiki speedometer yang mati dan sekalian ganti oli.

Wuaahh...tambah lagi pengalamanku, dorong-dorong motor gara-gara kehabisan bensin. Ini baru kali pertama dan jangan sampai terulang kedua kalinya. Terbayang deh bagaimana paniknya tadi. Alhamdulillah...pertolongan selalu ada bagi orang-orang yang memerlukannya.





No comments:

Post a Comment