![]() |
ada paku yang nuncep di ban belakang motorku, si Hitam :( |
Seperti sebuah pepatah "untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak", saat kita berada di jalan raya. Banyak hal bisa terjadi. Apapun itu. Baru-baru ini kita mendapat kabar yang sangat mencengangkan tentang peristiwa kecelakaan tunggal Ust. Jefri Al Bukhori yang biasa kita kenal dengan panggilan Uje. Beliau hilang keseimbangan saat sedang mengendari motor sport Kawasaki ER-6n di daerah Pondok Indah pada tanggal 26 April 2013 dini hari dan menyebabkan nyawa melayang. Innalillahi Wa Inna Ilahi Rojiun. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT.
Kisah Uje, salah satu cerita jalan raya yang sangat mengerikan dan menjadi momok bagi para pengendara kendaraan bermotor. Termasuk saya. Hati-hati menjadi kunci utama dalam berkendara dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas pastinya.
Resiko berkendaraan lainnya yaitu ban kempes di tengah jalan. Ban kempes bisa karena kurang angin, atau bisa juga karena ban bocor. Bocornya bisa dari beberapa sebab, bisa karena kondisi ban sudah lama termakan usia, jadi lapuk atau tertusuk benda tajam yang secara kejam "melukai" ban.
Sejak saya mulai menggunakan sepeda motor, si Hitam, sekitar enam tahun lalu, entah sudah berapa banyak motor saya harus mengalami ban bocor di tengah jalan. Bukan cuma karena bocornya yang menjadi hati dongkol bukan kepalang, dorong motornya itu lho yang menjadi kerjaan tambahan yang melelahkan. Mencari tukang tambal ban yang cukup jauh dari lokasi kejadian. Huft....
Paku-paku bertebaran seperti ada yang sengaja membuang. Ada beberapa lokasi jalan yang biasa saya lewati dan harus diwasapai seperti sepanjang Jalan Letjen Suprapto menuju Atrium Senen terutama dari pom bensin Galur sampai underpass Senen, kemudian Jalan Medan Merdeka Utara menuju Jalan Majapahit. Jalan-jalan lainnya saya kurang memerhatikan karena jarang dilewati meskipun pernah juga bocor ban selain di dua lokasi yang saya sebutkan sebelumnya.
Tak jarang melihat ada petugas yang dengan menggunakan magnet besi menyisir paku-paku yang bertebaran. Saya kurang tau beliau dari mana, tapi dengan beraninya berdiri di tengah jalan sambil dengan teliti memunguti paku satu persatu. Bahkan sesekali saya melihat pak polisi juga melakukan hal yang sama. tapi paku-paku itu seperti tak ada habisnya. Siapa sih yang sengaja melempar ranjau paku seenaknya?
Ada yang bilang penebaran ranjau paku di jalan raya sebagai usaha tukang tambal ban untuk mencari pelanggan. Apa benar demikian? Tegaaaa banget deh. Jahat namanya. Atau ada alasan lain, tapi apa gunanya juga? iseng banget iiihhh.... Pokoknya menurutku apapun itu alasannya, siapapun pelakunya, jahaaatttt....!!!
Bagi para pengguna kendaraan bermotor, seperti saya, hati-hati yaaa... meskipun cuma paku, tapi bikin menggerutu. Harus mengeluarkan biaya tambahan buat tambal ban, kalau cuma tambal, kalau harus ganti ban dalam? itu kan lumayan. Harus mengeluarkan tenaga ekstra "berolah raga" mendorong-dorong motor apalagi kalau siang bolong lumayan juga capeknya, berkeringat jadinya, dan bikin mood baik hilang seketika.
Tapi setiap kejadian pasti ada hikmah. Kita ambil positifnya juga yaaa, hitung-hitung buat menghibur dirilah. Intinya kalau belum terjadi harus hati-hati, dan kalau sudah terjadi syukuri (jangan ditambahin N yaa, plisss :D)
![]() |
Si Hitam lagi dioperasi, ganti ban belakang |
No comments:
Post a Comment