Apr 12, 2013

Mama Ngesot

Dia adalah seorang wanita yang menjadi idola sejak aku terlahir di dunia. Darinya aku belajar tentang kehidupan yang nyata. Dari kasih sayangnya aku belajar tentang cinta. Dia adalah Mama.

 ***

Seperti biasa setiap pulang dari mana saja, hal pertama yang kali aku lakukan ketika sampai di rumah setelah buka pintu dan sepatu yaitu mengintip kamar tidur mama. Memastikan ada mama di sana kalau-kalau tidak ada di ruang keluarga. Jika tidak ada dan tak tau kemana, pasti aku seperti orang bingung. Seperti anak ayam kehilangan induknya, eh bukan anak ayam tapi anak orang yang kehilangan mamanya. Meskipun hanya sekedar menyapa "Maaa..."

Kemarin lusa, sepulang aku bekerja, aku temui mama sedang tertidur di kamarnya. Kebetulan sudah agak malam memang. Tapi Ayah memberitahuku kalau mama baru saja jatuh di kamar mandi. Deg...(detak jantungku seperti berhenti seketika, kira-kiranya). Langsung aku hampiri mama di kamar, dan memberondong dengan sederet pertanyaan"Masyaallah..mama..lagi ngapain emangnya? koq bisa? trus tadi diurut dimana? ada yang cidera? apanya?"



Padahal belum lama ini juga, kira-kira 2 minggu lalu, Aku rasa belum sembuh benar sekarang, mama juga mengalami kecelakaan, terjatuh ketika sedang berjalan di tanah yang tak datar, bebatuan. Saat itu mama sedang bersilaturahim ke rumah teh Dian, pengasuh Faiz keponakanku yang sudah berhenti beberapa waktu lalu, di daerah Serang. Entah karena lelah habis pulang wisata keluarga ke Anyer bersama Ayah, Ghina, Faiz, Kak Lulu, dan Mas Suby atau memang saja mama kurang hati-hati berjalan, tidak melihat batu besar, tersandung, dan kaki mama sulit digerakkan. Sakit bukan kepalang.

Alhamdulillah tak ada yang perlu dikhawatirkan. Hasil urut dengan ahli syaraf dan tulang; hanya telapak kaki kanan mama yang memar. Tidak ada pergeseran apalagi patah tulang. Jungkat jungkit lah jalan mama, mengimbangi jalan dengan satu kaki.

Namanya juga musibah, mau bagaimana, dan lagi-lagi Mama korbannya. Mama sedang mengambil air di kamar mandi, dan tidak tau kenapa, gubrakkk...mungkin terpeleset lantai yang licin, atau tersandung keset, ga tau lah apa penyebabnya. Menimpa pintu kamar mandi hingga terlepas dari engselnya. Merintih sakit dengan baju yang basah. Merangkak perlahan untuk menolong dirinya sendiri. Arrgghh...tak ingin mendengarkan lagi mama bercerita tentang musibah yang dialaminya. Sediiihhh...karena aku tak bisa membantu :(

Di usianya yang tidak lagi muda, namun mama semangatnya luar biasa. Masih sangat energik. Pekerjaan rumah apapun ingin dilakukannya sendiri. Bingung juga mau bantu gimana, sementara aku harus bekerja seharian di luar rumah. Ayah masih punya tanggung jawab di sekolah. Kakak dan adikku juga sama, tak ada di rumah sebelum malam menjelang.

Meskipun sedang menahan rasa sakit di kakinya, tiba-tiba mama bangun dari tidurnya, dan berusaha keluar kamar menuju ruang keluarga yang ada persis di sebelah kamar mama. Seperti anak kecil yang belum bisa berjalan, melainkan ngesot agar ia bisa berpindah ke tempat lain yang diinginkan. Ya..begitulah kira-kira mama keluar kamar, dengan cara ngesot. Aku cuma mengelus dada melihat tingkah mama yang ga betah berlama-lama di kamar. Aku panggil dengan ledekan "Mama Ngesot" hanya sekedar ingin bercanda saja. Maaf Mama. Semoga kakinya lekas sembuh ya maa...usahakan jangan banyak gerak dulu. Sayang Mama :*

Susah kalau meminta mama istirahat. Sehari setelah kejadian mama jatuh untuk kali kedua, aku memutuskan untuk izin tidak masuk kerja. Aku tidak ingin terjadi apa-apa ketika mama harus ditinggal lagi sendiri di rumah. Aku sempatkan waktu luangku untuk sekedar ngobrol ngalor ngidul bareng mama sambil sesekali bertanya apa yang bisa aku lakukan buat mama? sekedar mengambil minum atau menyiapkan makan. Mama aku paksa tidak boleh melakukan banyak aktifitas. Harus diam-diam aja di kamar atau di bangku. Sementara aku, menggantikan sementara tugas hari itu. Ternyata berat juga ya tugas menjadi ibu rumah tangga.

Hanya dapat berdoa untuk kesembuhan mama. Aku tidak dapat membantu apa-apa. Hanya sesekali menanyakan bagaimana keadaannya. Dan saat itu pula, hatiku menangis karena seperti manjadi anak yang tak berguna. Tak bisa menjaga ibundanya. Mama...maafkan aku yang tak bisa banyak melakukan sesuatu untukmu :(


 















No comments:

Post a Comment