Sepulang kerja kemarin demamku makin menjadi. Setelah seharian di kantor hanya bisa aku rasakan sendiri. Panas tubuh meningkat drastis. Sampai di rumah aku langsung terkulai lemah di tempat tidur tanpa sempat berganti pakaian kerja. Padahal rencananya aku ingin ke rumah sakit jenguk ayah. Tapi apa mau dikata, tubuh ini tak berdaya.
Ayah harus dirawat karena keluhan-keluhan yang dialami ayah mengarah pada stroke. Ditambah lagi tekanan darah ayah yang tinggi. Dokter khawatir terjadi apa-apa jadi lebih baik mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Di rumah cuma ada abang. Mama di rumah sakit menjaga ayah, adikku juga. Melihat kondisiku, abang langsung memeriksa panas tubuhku dan memberikan pijatan-pijatan lembut di tangan dan kakiku. Abang menyediakan makan malamku dengan menggorengkan telur dadar karena mama tidak masak hari itu. Abang menyiapkan obat demam yang harus kuminum. Lalu menyelimutiku agar aku dapat beristirahat.
Abang saat itupun dalam kondisi yang kurang sehat. Namun abang begitu perhatian merawat sakitku. Seketika teringat cerita mama waktu aku kecil, abang begitu sayang kepadaku. Dan sekarang rasa sayang abang kepadaku benar-benar aku rasakan. Terimakasih abang.
No comments:
Post a Comment