Feb 20, 2015

Papandayan, Milky Way, dan Sepotong Kisah Manis Persahabatan

Malam @Pondok Salada, Gn. Papandayan, Garut


Apa yang kamu inginkan saat malam menjelang dan kamu sedang berada di ketinggian?

Jawabanya bukan lain adalah memandang langit dengan taburan bintang gemintang ditemani senyuman sang rembulan. Maniiissnyaa...



Perlu menyeduh kopi atau teh hangat? Bolehlah...biar makin nikmat...

Langit tanpa polusi yang menyebalkan adalah hal yang sangat didambakan oleh seorang warga ibukota Jakarta seperti Saya. Hhmm...kalau boleh saya tebak kalian pun mendambakan hal yang sama seperti saya, bukan? Okeh kita sama kalau begitu!

Saya sedang berada di ketinggian 2622 mdpl bersama sahabat-sabahat perjalanan saya. Pendakian Papandayan untuk kali kesekian selalu membawa cerita yang menyenangkan. Dan kali ini pun ada sepotong kisah persahabatan yang sangat sangat manis. Saya rasa si pelakunya sudah membuat catatannya sendiri lebih dulu dari saya yang hanya sebagai tim hore. Perjalanana hati dalam menemukan sang pujaan. Aiihhh....langit Papandayan jadi saksi kisah kalian berdua. Daaann....yang lebih manis lagi cerita itu terus berlanjut, sebuah rencana  perjalanan hidup di atas janji suci Insya Allah akan dilangsungkan dalam waktu dekat. Selamaattt :)

Kita tinggalkan kisah dua insan yang sedang dilanda asmara. Kita nikmani setiap jengkal perjalanan ini saja yang banyak sekali bonusnya. Salah satu bonus di antaranya yaitu saya mendapat kesempatan mengabadikan malam. Aku dan Bintang. Dua orang fotografer diperjalanan kali ini adalah bonus yang menyenangkan. Hampir setiap moment diabadikan dalam jepretan yang ciamik.

Malam yang cerah saat itu terhampar jutaan, ratusan juta, bahkan milyaran juta bintang yang berhamburan tepat di atas kepala saya. Super bonus yang saya dapatkan malam ini adalah  milky way, atau galaxy bimasakti yang tertangkap oleh mata. Masya Allah....sulit berkata-kata saya dibuatnya.

Me & Milky Way

Kalau saja tubuh saya bisa beradaptasi dengan suhu udara Papandayan yang membekukan, mungkin saya tidak akan segera bergegas masuk ke dalam tenda. Untuk membuat foto bersama bintang pun saja saya lakukan dengan merelakan tubuh saya gigil kedinginan. Suhu udara saat itu sekitar 8 derajat... Bbbrrr....saya masih merinding membayangkan betapa dinginnya malam itu. Dengan teknik foto yang harus freeze selama 30 detik agar masukan cahaya ke dalam lensa bisa tertangkap dengan sempurna, itu pun saya lakukan!. Niaaaaaaaattt beneerrr kan...demi apalah namanya! :D

Kami secara bergantian membuat satu pose yang hampir sama ternyata hasilnya. Dingin membuat kami mati gaya...hahhahaha....

posenya mirip-mirip semua...hahhaha ^^

Papandayan, 20 -21 September 2014

Terimakasih untuk sahabat-sahabat Papandayan ku : Riri, Joe, Diana, Ragil, Kohan, Tya, Eman, Gimbal, Bang Ori, Mia, Gedat, Bawing


2 comments:

  1. pake kamera apa mbak jepretnya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kamera temen..hehe..kameranya apaan yah? kurang memperhatiin jg, yg penting gaya :D

      Delete