gegayaan geje-gejean |
Belum selesai dengan masalah server, tetiba listrik padam
tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Satu gedung dibuat gelap gulita. Tak ada
genset yang bisa dijadikan cadangan energi agar lampu tetap menyala.
Di gedung ini tak ada ventilasi. Udara berkutat di dalam
sini. Dengan kondisi listrik mati, AC pun mati. Tak ada udara yang bertukar. Panaass
luar biasa. Kipas-kipas pakai kertas atau apa saja yang bisa menggerakkan
udara. Dan itu menjadi ketidakmanisan yang kedua.
Pak Yadi, office boy, membawa setumpuk surat menghampiri
tiap-tiap meja sesuai dengan nama yang tercantum di dalamnya. Penasaran surat
tentang apa? Hingga akhirnya sampai pada meja kerjaku, dan langsung kubuka. Dan
isi suratnya adalah ketidakmanisan selanjutnya, ketidakmanisan yang ketiga.
Bagian finance melakukan kesalahan perhitungan gaji bulan ini, sehingga
akan melakukan pemotongan gaji bulan depan sesuai nominal yang sudah
disebutkan. Berharap bulan depan bertambah eh malah sebaliknya. Menyedihkan. Dan ini menjadi ketidakmanisan yang teramat tidak manis.
Berhubung tidak ada pekerjaan yang bisa
dilakukan, kami mencoba menghibur diri, menikmati ketidakmanisan yang kami rasakan. Plastik wrapping berhasil membungkus kedua rekan kerja kami, Mayang dan Fadil.
Kegiatan yang sulit dilakukan apabila sedang online. Sedikit terhiburkan, ber-haha
hihi bersama. Namun tetap saja kalau mengingat surat pemotongan gaji tadi, aarrrgghhh... bikin kamis tidak manis sajah!!!
foto bareng "korban" wrapping |
![]() |
asyiknya rame-rame....rujakan... |
Dua setengah jam sudah, tapi tidak ada tanda-tanda lampu
menyala. Kami semakin gerah. Keringat tak tertahankan mengucur dari
pori-pori kulit. Ruangan kerja sudah terasa sangat amat tidak nyaman. Keluar kantor ga mungkin, tak ada tempat yang asyik. Akhirnya kami berinisiatif cari udara segar di lantai teratas kantor kami, di lantai empat. Hanya ada ruangan training yang sudah beralih fungsi menjadi gudang penyimpanan dan lapangan terbuka tempat billboard perusahaan terpampang tinggi menjulang.
Angin sembriwing..wing..wing... lumayan mengeringkan kulit-kulit kami yang lembab karena keringat. Melihat kemacetan Jakarta dari atas gedung seru juga, apalagi kesempatan ini jarang sekali terjadi. Tak ada yang berani ke lantai empat apalagi sendiri. Jadi berhubung kami beramai-ramai ke sini, tak lupa kami bernarsis ria bersama. Foto-foto berbagai gaya.
Angin sembriwing..wing..wing... lumayan mengeringkan kulit-kulit kami yang lembab karena keringat. Melihat kemacetan Jakarta dari atas gedung seru juga, apalagi kesempatan ini jarang sekali terjadi. Tak ada yang berani ke lantai empat apalagi sendiri. Jadi berhubung kami beramai-ramai ke sini, tak lupa kami bernarsis ria bersama. Foto-foto berbagai gaya.
Hayaahh...lampu belum juga menyala. Seperti kondisi batere yang sudah dalam posisi lowbatt, kami mulai "kedip-kedip". Sayang kami tak bisa pulang seenaknya saja, minimal jam setengah enam. Jadi inilah ketidakmanisan yang terasa lama, menunggu waktu pulang.
Kira-kira satu setengah jam lagi mau pulang, ruangan berubah menjadi terang. Lampu menyala. Yaahhhh..kenapa menyala, harusnya nanti saja, kan kalau begini berarti kami harus kembali bekerja. Di saat kondisi tubuh yang sudah lemas, kami kembali menikmati ketidakmanisan sisanya. Bekerja sekenanya saja lagi pula sistem masih bermasalah. Dan jam setengah enam kami buru-buru pulang.
No comments:
Post a Comment