Feb 9, 2013

Berwisata Sendiri ke Taman Wisata Mekarsari

The Lonely Journey
Banyak yang bertanya, liburan panjang Natal dan tahun baru mau kemana?
Tidak kemana-mana, toh di tempat Aku bekerja tidak berlaku peraturan cuti bersama, hari libur kejepit atau apalah namanya, tetap masuk kerja seperti biasa. Libur hanya berlaku pada tanggal yang berwarna merah saja, dimana itu memang menjadi hari libur nasional. Pada saat sehari sebelum menjelang pergantian tahun pun, di saat kebanyakan kantor lain libur, Aku masih harus ke kantor walaupun akhirnya setelah jam makan siang kami dipulangkan. Pergantian tahun baru memang tidak mesti harus dirayakan karena pergantian tahun hanya sebuah pertanda dimana kita harus segera merubah, merubah kalender yang sudah kadaluarsa :D


Nah berhubung tanggal pertama di awal tahun 2013 warnanya merah berarti kantorku libur begitu juga Aku. Berhubung Aku belum punya rencana kemana-mana, akhirnya Aku buatlah rencana yang agak sedikit gila. Sebelumnya tolong digarisbawahi hanya sedikit gila. Sekedar ingin memanfaatkan momen awal tahun saja, Aku membuat rencana perjalanan sendiri ke tempat yang belum pernah Aku kunjungi. Rencana yang Aku buat dalam waktu beberapa jam saja. Prinsipnya ada atau tidak ada yang menemani, Aku akan tetap jalan.

Karena sudah lama Aku ingin sekali mengunjungi Taman Buah Mekarsari yang sekarang sudah berganti nama menjadi Taman Wisata Mekarsari yang berada di Jl. Raya Cileungsi - Jonggol Km.3 Kab. Bogor. Ke sanalah Aku akan melangkah. Follow me?

Berbekal kenekatan dan keinginan yang besar, akhirnya sepulang acara malam tahun baruan di mako bRantai, Aku pamitan pagi-pagi sekali disaat semua orang masih tertidur pulas, itu pun hanya melalui pesan singkat yang aku kirim ke mba Enti karena takut mengganggu, "Mba Enti..Aku mau pulang"

Sampai sebelum berangkatpun, Aku masih mencari informasi sana-sini, yang terpenting informasi mengenai akses menuju ke lokasi. Namun informasi yang aku dapatkan sangat sedikit, ditambah lagi aku juga buta jalan. Tetap dilanjutkan? Yups...selama mulut masih bisa bicara untuk bertanya, selama mata masih bisa melihat untuk membaca, maka tidak ada alasan untuk membatalkan, kecuali selama tidak ada uang di tangan, dompet, saku baju dan celana, maka lebih baik diurungkan saja niatnya daripada nanti malah mencari masalah :D


Sebelum berangkat Aku menyiapkan segala keperluan termasuk bekal makan siang dan minuman.
Sekitar jam sembilan, dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, aku berangkat, dan perjalanan wisata sendiri ke Taman Wisata Mekarsari dimulai.......

Berdasarkan informasi yang aku dapat, untuk menuju Taman Wisata Mekarsari, kita harus ke terminal Cileungsi terlebih dahulu kemudian dilanjut naik angkot sekali. Angkot yang terakhir akan persis menurunkan penumpang di seberang pintu gerbang masuk. Mudah bukan?


Benar saja, tidak sulit untuk bisa sampai ke Taman Wisata Mekarsari karena lokasinya yang berada di pinggir jalan dan akses kendaraan umumnya pun gampang. Tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Sebagai saran saja, kalau ingin berkunjung saat hari libur lebih baik sudah berangkat lebih pagi agar tidak terjebak macet yang berkepanjangan.
 
Dari rumah Aku memilih untuk ke terminal Kampung Rambutan terlebih dahulu, dengan menggunakan bus Transjakarta. Dari Terminal Kampung Rambutan, Aku agak sedikit bingung harus naik angkot nomor berapa. Mulai celingak-celinguk mencari orang yang kira-kira tepat untuk ditanya. Tapi tiba-tiba seorang kondektur bus yang memang sedang mencari penumpang, menegurku menanyakan hendak kemana?
"Kalau mau ke mekarsari naik mobil apa, Pak?" tanyaku langsung tanpa membuang-buang kesempatan.
"ough..hmm...nanti mba dari sana naik angkot warna biru, tanya aja yang jurusan Cileungsi", jawab bapak  kondektur sambil menunjuk kemana aku harus menunggu angkot yang dimaksud.
"makasih Pak" ucapku yang didengarnya sambil lalu.

Tidak lama angkot berwarna biru lewat di depanku, tertulis trayek di kaca depan Kp. Rambutan - Cileungsi. Nomor 121. Untuk lebih memastikan kembali agar tidak salah jurusan, aku tanya ke pak supir yang sedang sibuk mencari penumpang.
"Cileungsi, Pak?" tanyaku
"Iya...Cileungsi", jawab sang sopir sambil menyuruhku untuk segera masuk ke dalam angkot.

Meskipun hari belum terlalu siang, tapi matahari sudah cukup menyengat bersinar. Beruntung angkot yang Aku tumpangi segera penuh, jadi bisa langsung berangkat. Sampai akhir perjalanan Aku masih duduk terdiam, karena Aku fikir ini belum sampai terminal. Dan ternyata memang angkot yang Aku tumpangi tidak masuk ke terminal Cileungsi. Dari situ aku bertanya lagi,
"Kalau mau ke Mekarsari naik apa, Pak?", tanyaku ke Pak supir sambil merogoh uang lima ribuan untuk membayar ongkos.
"itu tuh, naik 64 aja, nnt turun di depannya", jawab pak supir sambil merapikan uang.

Melihat ada yang kosong, Aku langsung naik angkot nomor 64 yang sudah diberitahukan sebelumnya. Tapi sesudah penuh, pak supirnya bilang trayeknya tidak melewati mekarsari karena macet. Terpaksa Aku harus turun lagi. Ternyata kalau lagi musim liburan seperti saat ini, banyak angkot-angkot yang memilih melewati jalur lain namun tidak sedikit juga angkot yang tetap melewati Taman Wisata Mekarsari, jadi pastikan dulu, tanya ke supir angkotnya akan lewat mekarsari atau tidak?

Setelah bermacet-macetan akhirnya Aku sampai persis di seberang pintu gerbang masuk Taman Wisata Mekarsari. Antrean kendaraan roda dua dan roda empat sudah menjalar. Petugas lalu lintas terlihat kewalahan. Aku langsung menuju loket untuk membeli tiket masuk. Perorang dikenakan Rp.15.000,-.

Menara Pandang
Rindangnya pepohonan membuat suasana siang ini cukup menyegarkan. Aku langsung menuju ke menara pandang, menaiki anak tangga demi anak tangga sampai ke lantai tertinggi agar dapat melihat mekarsari secara keseluruhan. Wuaahh...luas sekali...dan semuanya hijauuu. Dikelilingi pegunungan yang entah apa namanya membuat pemandangan makin mengagumkan. Arena permainan anak-anak sudah dipadati pengunjung. Terlihat dari kejauhan sebuah bangunan bertingkat yang juga ramai dikunjungi orang-orang. Bangunan air terjun yang menjadi salah satu daya tarik Taman Wisata Mekarsari.
 
Tadinya aku ingin naik kereta untuk berkeliling tapi aku berfikir jalan kaki sepertinya akan lebih asyik, lagi pula antreannya cukup panjang. Karena aku pergi sendiri jadi tidak perlu berkompromi panjang untuk bisa segera memutuskan. Bebas.

Waterfall Building
Panas tidak menyurutkan langkahku. Aku menikmati kesendirianku walaupun sesekali berfikir "seru juga kali ya kalau perginya rame-rame"
Akhirnya Aku tiba pada sebuah bangunan bertingkat yang dialiri air terjun dari lantai teratas. Waterfall Building atau disebut juga Puri Tirto Sari. Keren. Penasaran melihat dari sisi lainnya, ternyata bangunan iu adalah sebuah kantor.

Entah sudah berapa jarak Aku melangkah. Aku mengistirahatkan kakiku yang mulai terasa lelah. Menikmati perbekalan makan siang di bawah pohon yang cukup rindang. Hanya ditemani angin yang bertiup semilir membuat mata mengantuk.
Panen Melon
Setelah beristirahat sejenak, Aku mulai berjalan lagi. Tetap tidak ingin menggunakan fasilitas kereta yang disediakan pengelola. Aku sangat menikmati berjalan di antara kebun-kebun buah yang belum berbuah hingga pada akhirnya aku sampai pada sebuah bangunan tempat tanaman melon. Kebetulan melon-melonnya sedang panen, jadi pengunjung bisa merasakan langsung buah melon langsung memetik dari pohonnya. Aku memetik beberapa untuk kubawa pulang sebagai oleh-oleh. Saat itu hanya buah melon saja yang bisa dipanen langsung dari kebunnya, selebihnya kita bisa tetap memanen buah lainnya tapi yang sudah tersedia di pasar buah nusantara yang berada di dekat pintu masuk. Belanja.

Pasar Buah Nusantara
Taman yang diresmikan pada tanggal 14 Otober 1995 oleh Almh. Ibu Tien Soeharto ini memiliki luas 264 hektar. Taman yang dijadikan sebagai salah satu pusat pertanian keanekaragaman hayati buah - buahan tropis terbesar di dunia ini memiliki pola taman berbentuk daun Lamtoro Gung. Lamtoro Gung menjadi ikon utama karena tanaman tersebut merupakan simbol tanaman serbaguna, mulai dari akar, daun, bunga hingga buah. Taman Wisata Mekarsari memiliki program 4 si yaitu : konservasi, reboisasi, edukasi dan rekreasi dalam setiap aspek kegiatannya, mulai dari pelatihan, event tahunan hingga paket wisata.


Hari sudah menjelang senja, pengunjung mulai meninggalkan area perkebunan untuk segera pulang. Sebelum pintu keluar sebuah panggung utama juga sedang menutup acaranya dengan aksi panggung boneka buah dan bunga bernyanyi sayonara.

Festival Buah
Tidak hanya saat kedatangan pintu masuk dimacetkan oleh berbagai jenis kendaraan, sekarang saat kepulanganpun saling berebutan di pintu keluar. Macet lagi. Tidak ada angkot yang lewat, sekalipun lewat sudah penuh sesak. Aku tidak menunggu angkot dengan berdiam saja, melainkan terus berjalan bersisian dengan kendaraan yang sedang bermacet-macetan hingga tanpa sadar Aku sudah sampai di terminal Cileungsi. Aku harus segera mencari angkot karena tidak mungkin berjalan kaki sampai ke UKI. 

Perjalanan sehari, sendiri, ternyata seru juga. Bermodal nekad Aku sampai ke tempat yang aku rencanakan dalam sekejap. Sengaja Aku tidak menggunakan si hitam, sepeda motor kesayangan, karena selain aku belum tau jalan, Aku ingin menikmati perjalanan dengan santai. Suatu saat rasanya ingin kembali mengunjungi Taman Wisata Mekarsari, tapi tidak sendiri, ada yang mau menemani?


Antrean panjang mobil @gerbang masuk
Antrean panjang motor @gerbang masuk

Loket Masuk
Jalur pejalan kaki seperti saya


Wisata Perahu
Family Walk Zone
Pongo Show
Kereta



Kebun Pisang

Kebun Jambu Biji
Kebun Buah Rambutan

Kebun Buah Nangka

Kebun Buah Naga

Kebun Buah Nanas
Kandang Menjangan
Danau
Kabin
Camping Ground
Taman Labirin

Taman Wisata Mekarsari
1 Januari 2013

No comments:

Post a Comment