Feb 4, 2013

Termometer Dokter Usman


Hatcim..hatcim..hatcim... tak kuhiraukan gejala flu yang sudah mulai menyerang. Biasanya akan mereda dengan sendirinya setelah diistirahatkan semalaman tanpa harus minum obat. Tapi ini tidak, ketika bangun tidur memang badan kembali segar tapi menjelang siang dan malam demam kembali menyerang. Hari kedua saat tubuhku terasa makin tidak enak saja maka sepanjang seharian di kantor Aku tidak bisa bekerja seperti biasanya. Badan panas tapi kaki dan tangan dingin ditambah kepala pusing. Sempat meminta izin pada atasan untuk istirahat barang sebentar, tapi yang ada malah tidur seharian. Ga kuaatt....



Sampai di rumah seperti tidak berdaya, langsung ambrug di tempat tidur. Rasanya seperti sedang ada di ruang oven bersuhu tinggi, fyuuhh...fanaazzz...

Karena sudah dua hari dan belum ada tanda-tanda kesembuhan, akhirnya aku mengunjungi klinik pengobatan di dekat rumah diantar kakakku, Kak Pipit. Ditangani oleh seorang dokter tampan, Dokter Usman, nama yang kubaca dari lembar catatan kesehatan atas namaku. Sebelum tindakan pemeriksaan, terlebih dahulu ditanyakan keluhan-keluhan yang aku rasakan. Kemudian Dokter Usman memberikanku sebuah termometer digital yang diminta agar diletakkan di ketiak dan diapit.

Pemeriksaan selesai, Dokter Usman menuliskan resep obat sambil menjelaskan fungsinya dan aturan minumnya.
"Dok...ini termometernya mau sampai kapan?", sambil menunjuk lengan kiriku, karena aku meletakkannya di ketiak kiri.
"sebentar lagi, nanti ada alarm berbunyi", jawab Dokter Usman singkat sambil meneruskan membuat catatan kesehatanku.
Sampai catatan selesai tapi alarm termometer belum juga berbunyi.
"Hhmm...coba dilepas aja termometernya", pinta Dokter Usman dengan nada agak sedikit curiga.
Aku lepas dan langsung memberikan ke Dokter Usman agar dapat dilihat berapa celcius tubuhku saat itu. Kulihat wajah Dokter Usman berubah seketika. Penasaran aku bertanya, "kenapa Dok?"
"Hhhm...termometernya belum Saya hidupkan", seru Dokter Usman agak sedikit malu karena keteledorannya.
"Hahhaha..." tawa pecah seketika di antara kami bertiga.
Sambil mengakhiri konsultasi, Dokter Usman menjelaskan penanganan kalau sampai demam tinggi terjadi lagi, dengan cara dikompres. Semoga lekas sembuh.


pict. google

No comments:

Post a Comment